Pojok Artikel – Pemerintahan dan masyarakat Indonesia menyampaikan rasa belasungkawa kepada pemerintahan dan masyarakat Kuba atas meninggalnya mantan Presiden mereka yakni Fidel Castro pada hari Sabtu, 26 November 2016. Fidel Castro mengembuskan napas terakhirnya di usia 90 tahun.
“Semoga beliau diberikan kedamaian dan tempat yang layak disana,” ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Minggu (27/11/2016). Jubir Kemlu melalui pernyataan pers menyampaikan bahwa bangsa Indonesia berdoa agar mendiang Fidel Castro dapat beristirahat dengan damai. Dan rakyat Kuba diberikan ketabahan atas kepergian dari seorang mantan pemimpin yang luar biasa tersebut.
Baca Juga : Cara Ahok – Djarot Membuat Program Pendidikan “Sister City” Untuk Anak Yang Putus Sekolah
Tidak hanya itu, Wakil Presiden RI yakni Jusuf Kalla juga menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Kuba Fidel Castro.
“Pastinya kita semua beserta pemerintah menyampaikan rasa berdukacita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Fidel Castro,” kata Jusuf Kalla usai menutup Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Sabtu, 26 November 2016.
Menurut Jusuf Kalla, Castro memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Pada zaman revolusi dulu, Fidel Castro merupakan salah satu sahabat dari proklamator Indonesia Soekarno. Keduanya aktif dalam gerakan nonblok.
Adapun pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro meninggal dunia pada usia 90 tahun. Dimana kondisi kesehatannya terus menerus menurun sejak 2006 dikarenakan penyakit usus kronik yang dideritanya.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kuba dimulai pada 22 Januari 1960, dan diikuti pembukaan Kedutaan Besar RI di Havana pada 1963. Kerja sama RI-Kuba telah berlangsung dengan baik dalam berbagai forum bilateral maupun multilateral.
Castro mengambil alih kekuasaan melalui revolusi pada 1959 dan memimpin Kuba selama 49 tahun dengan perpaduan kharisma dan tangan besi. Fidel Castro menjadi tokoh sentral saat Perang Dingin. Dan banyak dikagumi negara-negara berpaham kiri karena kepemimpinannya yang mentransformasi Kuba dan resistensinya pada Amerika Serikat.